October 19, 2016

Prepress (Pracetak)

Prepress atau pracetak merupakan tahap awal desain grafis dengan menggunakan perangkat komputer, dimulai dari input data sampai desain siap cetak  untuk menghasilkan barang cetakan yang berkualitas.

Dalam bisnis percetakan biasanya disiapkan oleh seorang Desainer Grafis alias Graphic Designer. Output desain grafis sangat berpengaruh pada proses cetak nantinya. Banyak desainer yang kurang memperhatikan pada proses ini. Teknologi software grafis yang populer seperti Photoshop, Freehand, Illustrator, CorelDraw, Indesign, dsb pada saat ini juga sudah canggih, sehingga desainer bisa lebih mudah untuk mengoptimalkan kualitas desain mereka.

Jadi ada beberapa aturan yang harus diikuti oleh desainer grafis, sehingga desain yang dibuat akan dicetak dengan hasil yang konsisten (hampir 100% sama persis) dengan apa yang terlihat di monitor komputer. Banyak kendala yang perlu diantisipasi supaya hasil akhir suatu barang cetakan terlihat sempurna.

Yang perlu diperhatikan sebelum mencetak adalah:

1. Ukuran media/area cetak
Tentukan seberapa besar area cetak atau ukuran kertas nya, termasuk area lebihan(bleed) dan kres potong nya. Untuk cetakan seperti brosur, undangan dan sejenisnya, sisi-sisinya akan dipotong dengan mesin potong kertas, jadi jangan lupa menambahkan luas area design beberapa milli lebih besar dari area cetak atau yang biasa disebut area bleed.

2. Warna
Seorang desain grafis harusnya memahami apa itu warna dasar, perbedaan antara warna CMYK dan RGB.
Karena sebagian besar printer atau mesin cetak menggunakan warna dasar CMYK dan beberapa ada tambahan warna khusus atau spot color.
Jika desain Anda menggunakan format RGB, perbedaannya akan terlihat sangat jelas bila dicetak nantinya, karna dikonversi ke format CMYK. Warna pasti terlihat jadi lebih redup.
Jadi untuk mendapatkan hasil cetak yang maksimal, selalu pakai format CMYK. Atau warna khusus (spot color)
bila dibutuhkan, dan dicetak nya juga menggunakan tinta warna khusus. Kalau sudah terlanjur menggunakan RGB, maka rubahlah kedalam format warna CMYK.
Dan yang perlu juga diketahui seorang desain grafis adalah masalah separasi warna.

3. Warna Hitam
Sebaiknya tidak menggunakan warna selain hitam untuk mewarnai teks apalagi huruf kecil-kecil atau garis outline pada desain yang anda buat. Ini untuk mencegah teks/garis menjadi terlihat dobel/membayang karena registrasi yang kurang presisi. Bila ada teks yang perlu direvisi pada saat-saat terakhir sebelum dicetak, Anda hanya perlu mengganti selembar film/plat saja pada warna Black-nya, tidak perlu mengganti 3 lembar lainnya (Cyan, Magenta dan Yellow).
Dan yang perlu diperhatikan lagi, pastikan teks yang Anda inginkan berwarna hitam, harus benar-benar 100% hitam atau pure black.

4. Resolusi
Jika desain Anda menggunakan gambar bitmap, pastikan resolusi gambar tersebut tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar pula.
Semakin tinggi Resolusi, semakin tajam gambar yang dihasilkan. Minimal resolusinya 300 dpi(dots per inch) untuk menghasilkan gambar yang tajam dan jelas. Gambar dengan resolusi rendah akan terlihat buram, tidak fokus dan cenderung bias.
Tetapi, semakin tinggi resolusi juga mempengaruhi proses cetak yang tidak maksimal dan berlebihan sehingga memboroskan tinta. Pengolahan file akan jadi lebih berat. Dan jika mencetak menggunakan mesin digital printing, proses mencetaknya juga akan lebih lama. Karena kerja printer jadi lebih berat juga.
Untuk cetak offset seperti brosur, iklan koran, majalah, dll, dpi-nya minimal 300 dpi. Sedangkan cetak digital untuk keperluan outdoor (baliho, billboard, spanduk dll) bisa menggunakan 32 dpi sampai 100 dpi tergantung ukuran medianya. Untuk backdrop yang biasa dilihat dalam jarak relatif dekat sebaiknya menggunakan resolusi tidak kurang dari 72 dpi.
Jika desain Anda menggunakan desain vektor, abaikan step ini.

5. Font
Selalu convert dulu semua teks pada desain anda, tujuannya adalah agar tidak terjadi perubahan font atau missing font ketika dibuka di komputer yang berbeda dikarenakan font tersebut tidak tersedia di komputer  lain. Apalagi jika kita menggunkan font berbayar atau yang jarang di gunakan oleh sebagian orang.
Atau setidaknya embed/copy kan font tersebut bersamaan dengan file desain Anda.
Hal ini juga menghindarkan dari terjadinya kesalahan pada hasil cetak kita nantinya.

6. Trapping dan Overprinting
Trapping adalah suatu istilah yang digunakan untuk menghindari atau meminimalisasi pergeserah warna cetak yang menumpuk (miss register).
Overprinting adalah suatu metode untuk menumpukkan warna pada sistem warna cetak. Trapping bisa juga didapat dengan menggunakan overprinting. Warna hitam biasanya secara default sudah di setting menjadi overprinting.
Cetak dengan kuantitas sedikit mungkin tidak begitu masalah, tapi jika cetakan dalam jumlah ribuan atau bahkan jutaan, tentu resiko miss register sangat mungkin terjadi.

7. Proofing.
Sebelum dicetak, kita harus melakukan proofing untuk mengetahui contoh hasil cetak nantinya. Bagian dari proofing adalah standar warna, bertujuan agar warna cetak memenuhi standar yang diharapkan, konsisten, dan dapat diukur, selaras antara warna monitor dan warna cetak.

Itulah hal-hal yang wajib diperhatikan seorang desainer grafis pada tahap pracetak atau prepress agar memperoleh kualitas cetak yang maksimal.


No comments:

Post a Comment